Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang
berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu
dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria
itu menghentikan mobilnya di depan mobil pontiac' wanita itu dan keluar
menghampirinya. Mobil Benz W 124-nya masih menyala ketika pria itu mendekati
sang nyonya.
Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun
berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan
melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.
Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di
Sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu.
Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan..
Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam
mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan
Anderson."
Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut
seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian
sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu
beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban
itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.
Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca
mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu
bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia
sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.
Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya
menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya.
Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah
membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu
tak menolongnya. Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia
menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam
kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya
pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak
pernah ia berbuat hal sebaliknya.
Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas
kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang
memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang
itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."
Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu.
Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman
ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.Beberapa kilometer dari
tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil.Ia turun dari mobilnya
untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang
ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa
bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing
baginya.
Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk
mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun
ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya
melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun
pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya
kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan
yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik
kepada orang asing seperti dirinya.
Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.
Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas
$100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian
kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah
pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu.
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita
itu:
"Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang.
Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya
lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau
lakukan:
'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'"
Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi. Wah, masih
ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan
orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk
melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan
setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu
dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu
tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke
lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup. Ia
tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya
sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut
dan berbisik lembut dan pelan :
"Segalanya akan beres. Aku mengasihimu,Bryan Anderson!"
Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini saya
mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya.
Biarkan terang kehidupan kita bersinar.
Teman baik itu seperti bintang-bintang dilangit.
Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada.
Only a true friend will tell u that your face is dirty.....
Sedihku-Bahagiaku, Inilah Hidupku!
-
Hi guys,
How are you doing so far? Missing u all...^^
Just wanna share a little about my life here in the Godest Island!
Satu kata yang mungkin ga kan per...
16 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar